Gambaran Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operasi dengan Indikasi Fraktur di Ruang Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Siaga Medika Banyumas
Abstract
Proporsi kejadian cedera paling banyak terjadi pada ekstremitas bawah dimana paling banyak terjadi karena kecelakaan lalu lintas. Karakteristik cedera yang disebabkan karena terjatuh. kecelakaan dan trauma benda tajam atau tumpul menjadi penyebab terjadinya kasus fraktur. Pembedahan menjadi salah satu cara yang digunakan sebagai penanganan fraktur yang bertujuan untuk mengembalikan kondisi fraktur seperti semula. Salah satu keluhan yang dialami pasien ortopedi yang akan dioperasi adalah ansietas. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat kecemasan pada pasien pre operasi dengan indikasi fraktur di Ruang Instalasi Bedah Sentral (IBS) Rumah Sakit Siaga Medika Banyumas. Desain penelitiannya deskriptif kuantitatif dengan pendekatan waktu cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien pre operasi dengan indikasi fraktur sebanyak 70 responden dengan teknik consecutive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner The Amsterdam Preoperative Anxiety and Information Scale (APAIS) dengan analisis data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pasien pre operasi dengan indikasi fraktur memiliki usia kategori dewasa akhir (36-45 tahun) (30%), berjenis kelamin laki-laki dan perempuan (50%), tingkat pendidikan menengah (SMA/SMK) (50%), bekerja (55.7%), dan mengalami fraktur tertutup dan melakukan jenis operasi ORIF (95.7%). Tingkat kecemasan pada pasien pre operasi dengan indikasi fraktur memiliki tingkat kecemasan berat (58.6%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien pre operasi memiliki tingkat kecemasan yang berat.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.