Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Pasien Bedah Sesar (Sectio Caesarea) di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Tahun 2020
Abstract
Bedah sesar (Sectio caesarea) mengacu pada tindakan pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi dengan membuka dinding abdomen (perut) dan uterus (rahim) seorang. Resiko ILO (infeksi luka operasi) dari tindakan bedah sesar (Sectio Caesarea) tersebut dapat diturunkan dengan adanya pemberian antibiotik profilaksis bedah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien bedah sesar di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo meliputi usia pasien, usia kehamilan, indikasi pasien, lama rawat inap, dan pola penggunaan antibiotik profilaksis serta untuk mengetahui rasionalitas terapi antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar meliputi tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat rute pemberian, dan tepat waktu pemberian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan data retrospektif. Subyek penelitian adalah semua pasien bedah sesar (Sectio Caesarea) pada periode Januari-Desember 2020. Data diperoleh dari rekam medik secara retrospektif. Analisis evaluasi antibiotik profilaksis bedah sesar menggunakan perhitungan persentase. Hasil penelitian menunjukkan usia pasien paling banyak berusia 20-35 tahun (66,3%), usia kehamilan paling banyak pada usia aterm (77,2%), indikasi terbanyak KPD (Ketuban Pecah Dini) (19,6%), dan lama perawatan paling banyak 2-4 hari (73,9%). Pola penggunaan antibiotik profilaksis bedah sesar paling banyak adalah cefazolin (94,6%). Evaluasi penggunaan antibiotik profilaksis bedah sesar diketahui tepat pasien, tepat indikasi, tepat rute pemberian (100%), tepat obat (94,6%), tepat dosis (94,6%), dan tepat waktu pemberian (83,7%. Kesimpulannya Penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar dikatakan sudah rasional karena sudah sesuai dengan pedoman penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.